Cerpen !
Ferina tri wahyuni
Ketika
aku kecil, ibu adalah seorang malaikat dalam hidupku. Dia selalu ada di saat
aku nangis,rewel,nakal,minta ini itu. Dan apapun yang aku minta selalu
dituruti. Semua hal yang tidak aku ketahui menjadi tau,itu juga karena ibu.
Liburan,aku
diajak ke kebun binatang.
‘’bu,ini
apa?’’ tanyaku .
‘’oh...ini
burung, sayang’’ jawab ibuku.
Lalu
aku tanya lagi ‘’ bu, ini apa?’’ sampai berulang-ulang kali dan aku selalu menanyakan
hal-hal baru,yang belum aku ketahui,tetapi ibu selalu sabar menjawabnya dan
tidak ada perasaan jengkel sedikitpun diwajahnya.
Dulu
pada saat masih kanak- kanak aku sangat kesulitan yang namanya membaca.
‘’bu,ini
bacanya apa sih ?’’ tanyaku.
‘’iya
sebentar,oh ini , sini ibu ajarin?’’ kata ibuku.
Walau
serepot apapun , ibu selalu meluangkan waktunya untuk aku. Terkadang juga di
ajarin mainan tradisional,pernah dulu ibu sampai jatuh terpeleset karena
mengajariku main-mainan tradisional.
Terkadang
aku juga sangat nakal,rewel sampai-sampai dicubit ayah. Tetapi ibu datang dan
membela,supaya aku tidak kena cubitan ayah.
Menginjak
sekolah dasar aku semangat sekali untuk sekolah. Baju baru,sepatu baru,semuanya
baru dan berangkat diantar oleh ibu. Hari itu hari pertama aku menginjak bangku
sekolah dasar,rasanya seneng sekali bertemu dengan teman baru. Tetapi saat
pelajaran telah tiba perasaanku tidak gembira seperti tadi,wajah ketakutan dan
pipi basah oleh tetesan air mataku yang tak kunjung henti.
‘’ferina,kenapa
kamu menangis terus dari tadi?.’’ Kata guruku dengan suara keras dan lantang.
Aku
hanya diam dengan air mata yang terus menetes. Sampai-sampai guruku bingung
menghadapiku. Lalu pulang sekolah guruku langsung ngomong ke ibuku,kalau pas
pelajaran aku nangis terus dengan wajah ketakutan.
Sesampai
dirumah aku hanya diam saja. Ibu juga sangat pengertian,dia tidak mau
tanya-tanya tentang hal tadi.
Keesokan
harinya ibu menyiapkan air hangat,sarapan,keperluanku sekolah dan semuanya
sudah siap. Tetapi pada saat mau berangkat,aku malah tidak mau sekolah.
Semangatku telah hilang.
‘’nak,
ayo berangkat ibu anterin! Nanti kesiangan loh’’ kata ibuku.
‘’aku
gak mau sekolah’’ jawabku,dengan meneteskan air mata.
‘’loh,kenapa
kamu,kemarin kan semangat banget.sekarang kok malah mewek?’’ tanya ibuku.
‘’aku
takut bu?’’
‘’takut
kenapa to nak?’’
‘’aku
takut dengan gurunya bu,dia kalau ngomong itu loh suaranya keras sekali’’
jawabku
‘’oala,jadi
kemarin kamu nangis itu, gara-gara gurumu.wong gurunya lo tidak gigit terus
baik lagi.kenapa kamu harus takut sih?.yaudah sekarang ayo berangkat
sekolah,nanti gurunya kalau ngajar tak suruh pelanin suaranya J’’kata
ibuku dengan mengusap air mata dipipiku.
Dengan
sikapku yang agak manja seperti itu ibu selalu menyemangatiku.
Waktu
aku duduk di sekolah dasar memang aku dijuluki anak yang manja. Apa-apa selalu
mengandalkan ibu dan penakut. Waktu itu sekolah mengadakan kemah di sekolah
lain dalam rangka perpisahan kelas 6,dan aku ditunjuk untuk ikut acara kemah
tersebut.
‘’fer,besok
kamu dan beberapa temanmu ikut kemah ya’’suruh guruku.
Belum
aku jawab,tapi temenku menertawakan dan menjawabnya.
‘’he
he he J
halah bu, la ferina aja anak mama,malah disuruh ikut kemah,ferina takut kemah
bu,karena dia kalau tidak tidur sama ibunya,katanya tidak bisa tidur he heJ’’celoteh
temenku.
Semua
menertawakanku,aku hanya senyum dan tertunduk malu.
‘’halah
fer cuma semalam saja,masak takut.supaya kamu terlatih mandiri. Ya ..harus ikut
lo ya’’kata guruku.
Aku
tak bisa mengelak ,terpaksa mengikuti perintah guruku.
‘’ya
sudah bu,saya mau ikut’’ jawabku.
Keesokan
harinya aku menyiapkan perlengkapan semuanya dibantu dengan ibu.
Begitu
malamnya, ayah dan ibu juga tidak tega,akhirnya mereka menjenguk dengan membawa
makanan dan lain-lain. Begitu ayah dan ibu pulang malah aku di ejek temenku
lagi,langsung aja aku kasih makanan supaya nggak ngejek. Kalau nggak disogok
seperti itu, mulutnya nggak bisa diam.
Seminggu
kemudian hasil ujian nasional akan diumumkan,dan alhamdulillah nilai-nilaiku
baik. dan itu semua atas perjuanganku dan doa orang tua,terutama ibuku.
Menginjak
bangku SMP,setengah anak kecil dan setengah remaja. Masa-masa dimana aku melepas
jati diriku menjadi anak mama. dan masa-masa ini aku menjadi anak yang suka
bohong,suka membantah. Kalau disuruh ibu tidak langsung dilaksanakan melainkan
dengan menjawab kasar terhadap ibuku.
‘’rin
tolong bantu ibu dulu ya?’’ suruh ibuku.
‘’aku
ngerjain tugas bu,ganggu aja!’’ jawabku dengan nada kasar.
Jawabanku
selalu kasar,tetapi ibu selalu memakluminya. Tetapi terkadang ibu juga sangat
marah apabila aku tidak menuruti perkataannya.
‘’tvnya
dimatiin dulu,sholat sana!!’’ suruh ibuku.
‘’ya
sebentar’’jawabku.
‘’
ayo
sholat...cepet!,anak kok bandel. Ibu pondokkan kamu nanti, kalau kamu sulit diatur’’
kata ibuku.
Masa-masa
SMP memang masa mencari jati diri,temenku semakin banyak dan mempunyai banyak
perbedaan karakter serta perilaku. Dan itu semua mempengaruhi dalam
kehidupanku.
Pada
saat SMP,aku mendapatkan teman-teman yang tidak suka dirumah hobbynya maen.
Yang biasanya aku anak rumahan menjadi anak yang suka maen,karena terpengaruh
oleh teman-temanku. Semenjak aku bergaul dengan temanku tersebut,aku pulang
sekolah tidak langsung pulang,tetapi malah keluyuran tidak jelas bersama
teman-teman. Sesampai dirumah aku ditanya oleh ibu.
‘’darimana
kamu,kok jam segini baru pulang?’’ Tanya ibuku.
‘’udah
deh bu! tanya aja,aku capek.tadi abis kerja kelompok’’jawabku dengan nada
marah.
‘’oh
kerja kelompok, ya uda makan dulu terus sholat’’kata ibuku.
‘’ngomel
aja,tidak tau orang capek apa’’kataku dalam hati.
Padahal
aku sudah berbohong,menjawab dengan nada membentak tetapi ibu selalu sabar
menghadapiku.
Sekarang
aku menjadi anak SMA,masa-masa ini aku berusaha untuk menjadi anak remaja yang
baik dan bisa memilih teman-teman yang baik pula.
Sifat-sifat
manja dan yang buruk aku hilangkan sedikit demi sedikit.
Serta
aku berjanji pada diriku sendiri untuk menjadi anak yang lebih baik dan tidak
akan pernah mengecewakan ibuku lagi. Walaupun terkadang ada saja kesalahan yang
tidak aku sadari,tetapi aku berusaha untuk membahagiakan orang tua terutama
ibu.
26
agustus pas hari ulang tahun ibuku,aku memberikan kado terindah dan membuatkan
puisi untuknya.
Ibu.....
Kau memberikanku hidup
Kau memberikanku kasih sayang
Ketulusan cinta dan kasihmu
Takkan pernah bisa terbalaskan
Kaulah malaikat dalam hidupku
Kau segalanya bagiku
Kasih sayangmu akan kuingat selalu
Kau selalu ada disaat senang maupun
sedih
Ibu
.....
Tiada ku mampu, membalas jasamu
Hanyalah do’a di setiap waktu
Yang mengalir di setiap nafasku
Terima kasih ibu...
Kau memberikanku kasih sayang
Ketulusan cinta dan kasihmu
Takkan pernah bisa terbalaskan
Hanyalah do’a di setiap waktu
Yang mengalir di setiap nafasku
Dan pada saat membuka kado dan
membaca puisiku ibu langsung memelukku dan menangis dengan perasaan bahagia.
Ini
adalah awal aku berusaha membalas kasih sayang seorang ibu,aku berusaha untuk
membahagiannya walaupun itu semua tidak akan pernah bisa membalas apa yang
diberikan dan dilakukan ibu sewaktu kecil hingga aku seperti sekarang. Aku sangat
bersyukur mempunyai ibu seperti ibuku,kenapa? Karena dia adalah orang yang penuh
kasih sayang,dia juga bisa menjadi teman curhat.
Tiada
henti-hentinya dia menyayangiku dan mendoakanku supaya menjadi anak yang baik
dan sholehah.
Serta
aku berharap dan berdoa semoga ibu panjang umur,bahagia dan selalu ada untuk
menemaniku disetiap waktu. Terima kasih ibu,aku cinta dan sayang ibu J.







0 komentar:
Posting Komentar