Pages

fer_ferina96. Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Cinta Kasih Ibu yang Tiada Akhir

Cerpen !
Ferina tri wahyuni
      Ketika aku kecil, ibu adalah seorang malaikat dalam hidupku. Dia selalu ada di saat aku nangis,rewel,nakal,minta ini itu. Dan apapun yang aku minta selalu dituruti. Semua hal yang tidak aku ketahui menjadi tau,itu juga karena ibu.
Liburan,aku diajak ke kebun binatang.
‘’bu,ini apa?’’ tanyaku .
‘’oh...ini burung, sayang’’ jawab ibuku.
Lalu aku tanya lagi ‘’ bu, ini apa?’’ sampai berulang-ulang kali dan aku selalu menanyakan hal-hal baru,yang belum aku ketahui,tetapi ibu selalu sabar menjawabnya dan tidak ada perasaan jengkel sedikitpun diwajahnya.  
       Dulu pada saat masih kanak- kanak aku sangat kesulitan yang namanya membaca.
‘’bu,ini bacanya apa sih ?’’ tanyaku.
‘’iya sebentar,oh ini , sini ibu ajarin?’’ kata ibuku.
Walau serepot apapun , ibu selalu meluangkan waktunya untuk aku. Terkadang juga di ajarin mainan tradisional,pernah dulu ibu sampai jatuh terpeleset karena mengajariku main-mainan tradisional.
Terkadang aku juga sangat nakal,rewel sampai-sampai dicubit ayah. Tetapi ibu datang dan membela,supaya aku tidak kena cubitan ayah.
        Menginjak sekolah dasar aku semangat sekali untuk sekolah. Baju baru,sepatu baru,semuanya baru dan berangkat diantar oleh ibu. Hari itu hari pertama aku menginjak bangku sekolah dasar,rasanya seneng sekali bertemu dengan teman baru. Tetapi saat pelajaran telah tiba perasaanku tidak gembira seperti tadi,wajah ketakutan dan pipi basah oleh tetesan air mataku yang tak kunjung henti.
‘’ferina,kenapa kamu menangis terus dari tadi?.’’ Kata guruku dengan suara keras dan lantang.
Aku hanya diam dengan air mata yang terus menetes. Sampai-sampai guruku bingung menghadapiku. Lalu pulang sekolah guruku langsung ngomong ke ibuku,kalau pas pelajaran aku nangis terus dengan wajah ketakutan.
Sesampai dirumah aku hanya diam saja. Ibu juga sangat pengertian,dia tidak mau tanya-tanya tentang  hal tadi.
Keesokan harinya ibu menyiapkan air hangat,sarapan,keperluanku sekolah dan semuanya sudah siap. Tetapi pada saat mau berangkat,aku malah tidak mau sekolah. Semangatku telah hilang.
‘’nak, ayo berangkat ibu anterin! Nanti kesiangan loh’’ kata ibuku.
‘’aku gak mau sekolah’’ jawabku,dengan meneteskan air mata.
‘’loh,kenapa kamu,kemarin kan semangat banget.sekarang kok malah mewek?’’ tanya ibuku.
‘’aku takut bu?’’
‘’takut kenapa to nak?’’
‘’aku takut dengan gurunya bu,dia kalau ngomong itu loh suaranya keras sekali’’ jawabku
‘’oala,jadi kemarin kamu nangis itu, gara-gara gurumu.wong gurunya lo tidak gigit terus baik lagi.kenapa kamu harus takut sih?.yaudah sekarang ayo berangkat sekolah,nanti gurunya kalau ngajar tak suruh pelanin suaranya J’’kata ibuku dengan mengusap air mata dipipiku.
Dengan sikapku yang agak manja seperti itu ibu selalu menyemangatiku.
Waktu aku duduk di sekolah dasar memang aku dijuluki anak yang manja. Apa-apa selalu mengandalkan ibu dan penakut. Waktu itu sekolah mengadakan kemah di sekolah lain dalam rangka perpisahan kelas 6,dan aku ditunjuk untuk ikut acara kemah tersebut.
‘’fer,besok kamu dan beberapa temanmu ikut kemah ya’’suruh guruku.
Belum aku jawab,tapi temenku menertawakan dan menjawabnya.
‘’he he he J halah bu, la ferina aja anak mama,malah disuruh ikut kemah,ferina takut kemah bu,karena dia kalau tidak tidur sama ibunya,katanya tidak bisa tidur he heJ’’celoteh temenku.
Semua menertawakanku,aku hanya senyum dan tertunduk malu.
‘’halah fer cuma semalam saja,masak takut.supaya kamu terlatih mandiri. Ya ..harus ikut lo ya’’kata guruku.
Aku tak bisa mengelak ,terpaksa mengikuti perintah guruku.
‘’ya sudah bu,saya mau ikut’’ jawabku.
Keesokan harinya aku menyiapkan perlengkapan semuanya dibantu dengan ibu.
Begitu malamnya, ayah dan ibu juga tidak tega,akhirnya mereka menjenguk dengan membawa makanan dan lain-lain. Begitu ayah dan ibu pulang malah aku di ejek temenku lagi,langsung aja aku kasih makanan supaya nggak ngejek. Kalau nggak disogok seperti itu, mulutnya nggak bisa diam.
Seminggu kemudian hasil ujian nasional akan diumumkan,dan alhamdulillah nilai-nilaiku baik. dan itu semua atas perjuanganku dan doa orang tua,terutama ibuku.
               Menginjak bangku SMP,setengah anak kecil dan setengah remaja. Masa-masa dimana aku melepas jati diriku menjadi anak mama. dan masa-masa ini aku menjadi anak yang suka bohong,suka membantah. Kalau disuruh ibu tidak langsung dilaksanakan melainkan dengan menjawab kasar terhadap ibuku.
‘’rin tolong bantu ibu dulu ya?’’ suruh ibuku.
‘’aku ngerjain tugas bu,ganggu aja!’’ jawabku dengan nada kasar.
Jawabanku selalu kasar,tetapi ibu selalu memakluminya. Tetapi terkadang ibu juga sangat marah apabila aku tidak menuruti perkataannya.
‘’tvnya dimatiin dulu,sholat sana!!’’ suruh ibuku.
‘’ya sebentar’’jawabku.
‘’ ayo sholat...cepet!,anak kok bandel. Ibu pondokkan kamu nanti, kalau kamu sulit diatur’’ kata ibuku.
Masa-masa SMP memang masa mencari jati diri,temenku semakin banyak dan mempunyai banyak perbedaan karakter serta perilaku. Dan itu semua mempengaruhi dalam kehidupanku.
Pada saat SMP,aku mendapatkan teman-teman yang tidak suka dirumah hobbynya maen. Yang biasanya aku anak rumahan menjadi anak yang suka maen,karena terpengaruh oleh teman-temanku. Semenjak aku bergaul dengan temanku tersebut,aku pulang sekolah tidak langsung pulang,tetapi malah keluyuran tidak jelas bersama teman-teman. Sesampai dirumah aku ditanya oleh ibu.
‘’darimana kamu,kok jam segini baru pulang?’’ Tanya ibuku.
‘’udah deh bu! tanya aja,aku capek.tadi abis kerja kelompok’’jawabku dengan nada marah.
‘’oh kerja kelompok, ya uda makan dulu terus sholat’’kata ibuku.
‘’ngomel aja,tidak tau orang capek apa’’kataku dalam hati.
Padahal aku sudah berbohong,menjawab dengan nada membentak tetapi ibu selalu sabar menghadapiku.
         Sekarang aku menjadi anak SMA,masa-masa ini aku berusaha untuk menjadi anak remaja yang baik dan bisa memilih teman-teman yang baik pula.
Sifat-sifat manja dan yang buruk aku hilangkan sedikit demi sedikit.
Serta aku berjanji pada diriku sendiri untuk menjadi anak yang lebih baik dan tidak akan pernah mengecewakan ibuku lagi. Walaupun terkadang ada saja kesalahan yang tidak aku sadari,tetapi aku berusaha untuk membahagiakan orang tua terutama ibu.
26 agustus pas hari ulang tahun ibuku,aku memberikan kado terindah dan membuatkan puisi untuknya.

Ibu.....
Kau memberikanku hidup
Kau memberikanku kasih sayang
Ketulusan cinta dan kasihmu
Takkan pernah bisa terbalaskan
          Kaulah malaikat dalam hidupku
         Kau segalanya bagiku
        Kasih sayangmu akan kuingat selalu
        Kau selalu ada disaat senang maupun sedih
Ibu .....
Tiada ku mampu, membalas jasamu
Hanyalah do’a di setiap waktu
Yang mengalir di setiap nafasku 
Terima kasih ibu...

          Dan pada saat membuka kado dan membaca puisiku ibu langsung memelukku dan menangis dengan perasaan bahagia.
Ini adalah awal aku berusaha membalas kasih sayang seorang ibu,aku berusaha untuk membahagiannya walaupun itu semua tidak akan pernah bisa membalas apa yang diberikan dan dilakukan ibu sewaktu kecil hingga aku seperti sekarang. Aku sangat bersyukur mempunyai ibu seperti ibuku,kenapa? Karena dia adalah orang yang penuh kasih sayang,dia juga bisa menjadi teman curhat.
Tiada henti-hentinya dia menyayangiku dan mendoakanku supaya menjadi anak yang baik dan sholehah.
Serta aku berharap dan berdoa semoga ibu panjang umur,bahagia dan selalu ada untuk menemaniku disetiap waktu. Terima kasih ibu,aku cinta dan sayang ibu J.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS